Sajak ditengah Badai
angin diam
masih dingin sahaja tulang diiris malam
hanya suara jangkrik
mencicit tajam pada dengar
angin diam
sesekali burung kecil yang terbang tergesa
melintas pada pandang dari jendela
tapi hanya jangkrik yang bisa membaca
bahasa alam...
mengapa angin diam
seterusnya hanya kelam.
angin diam
lalu murka
dunia pecah terbata...
masih dingin sahaja tulang diiris malam
hanya suara jangkrik
mencicit tajam pada dengar
angin diam
sesekali burung kecil yang terbang tergesa
melintas pada pandang dari jendela
tapi hanya jangkrik yang bisa membaca
bahasa alam...
mengapa angin diam
seterusnya hanya kelam.
angin diam
lalu murka
dunia pecah terbata...
Labels: Poetry