Insodenia News

Friday, October 20, 2006

PEREMPUAN DANAU

keras wajahmu masih membayang
pada redup cahaya yang disusupkan awan
membentuk siluet panorama
yang ditumbuhi bukit-bukit hitam dengan pinus yang meranggas
pada matamu, kau perdengarkan sebuah lagu
tentang dusta.
lalu bibirmu mengeja sebuah pertanda
segala suatu akan binasa.
"lihatlah, luksa!" kau berteriak
"dikepalaku berkecambah benihbenih murka,
ketika aku tak sanggup lagi menanggung semua.
pada getir... semoga kutemukan jawabannya:.
lalu kau berlari ketepi danau
pada dingin kakimu berkecipak
dengan tangan yang bergetar, kau kecap sunyi senyap
tubuhmu basah, seiring mata resah yang tak lagi bergairah
hanya tinggal bisu-beku... ketika berserah pada waktu.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home