Insodenia News

Sunday, October 01, 2006

PERCAKAPAN SENJA

 kukecup bibirmu, pada sebuah koin logam satu sen
ketika diam disekitar kita semakin menebal.
waktu itu masih senja musim semi yang bercampur dengan lampu taman kota
sementara disekujur tubuhmu, kau ukir jejak-jejak purba yang tak lagi sempat kueja.
"aku ingin menjadi!" teriakmu pada matahari.
bukan lagi perempuan luka, yang mengeja pemangsa dari sudut matanya.
juga bukan perempuan lupa, yang menghapal setiap bait sebagai do'a.
kau bilang sajakku terlalu perih untuk dijadikan pengingat dalam lupa.

tentang gunung-gunung yang melarikan awan dipundaknya,
atau rusa betina yang mengendus bahaya.
kau tak lagi takut mengeja suasana
dan ketika manusia terlelap pada gelap.
kesadaranmu menjadi raja.

kukecup bibirmu, pada cahaya yang berpendar dimatamu.
karna disana masih tertinggal bias jejak masa lalu
tentang lelaki yang menaklukkanmu-mencongkel matamu-hingga air dimatamu mengering.
waktu itu masih senja musim semi yang bercampur debu taman kota.
pada gugur debu yang mengendap, kau berucap.
"apa yang kita tahu tentang derita?, jika waktuku adalah debu,
hidupku debu, masa laluku debu yang membeku. bahkan airmataku debu..."
"aku ingin menjadi..." lirihmu memelas pada waktu.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home